Penulis: Deni Nuryadin
(Komissioner BAZNAS Kota Tangerang Selatan)
Teropongpost, -Berbuat kebaikan yang tidak pernah putus (terus menerus) walaupun dianggap kecil lebih utama dibandingkan berbuat kebaikan besar namun sekali saja.
Ibarat bolongnya batu akibat dari tetesan air jatuh di tempat yang sama dan berlangsung lama secara terus menerus tanpa henti, toh pada akhirnya sekeras apapun batu tersebut akan bolong juga.
Nasehat diatas mengandung makna bahwa pekerjaan sesulit apapun akan teratasi manakala ikhtiar dilakukan secara konsisiten atau terus menerus untuk mengatasinya.
Sebagaimana hadist, sebagai berikut:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوْا مِنَ الْأَعْمَالِ مَاتُطِيْقُوْنَ، فَإِنَّ اللهَ لَايَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَادَامَ وَإِنْ قَلَّ
Artinya:
Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh,*amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit*.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Diperlukan (istiqomah) terlebih dalam berbuat kebaikan, Insha Allah akan memberikan manfaat baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Bersedekah tidak harus menunggu menjadi kaya terlebih dahulu, menasehati mencegah kemungkaran tidak harus menjadi seorang alim terkenal terlebih dahulu, membaca Al Qur’an secara konsisten setiap hari walalupun hanya 1 ayat dan terbata-bata menjadi utama serta mencari ilmu agama dan ilmu dunia dimasa muda lebih utama dibandingkan menunggu waktu senggang dimasa tua.
Menjalankan kehidupan 11 bulan kedepan setelah menjalani madrasah iman, menahan hawa nafsu, mengasah kepedulian dalam meraih kemenangan dan taqwa merupakan momentum dalam berbuat nyata yakni kesalehan praktek dan tidak hanya sekedar dalam tataran kesholehan lisan saja.
Dengan kesholehan praktek, marilah kita meraih kembali kemenangan di 11 bulan kedepan, Aamiin YRA.
