Teropongpost, Tangsel,-Kajian lintas agama dapat sangat bermanfaat dalam diskusi antar agama karena memungkinkan para peserta diskusi untuk memahami dan menghormati perspektif, keyakinan, dan praktik keagamaan yang berbeda. Kajian lintas agama dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan kesadaran akan keberagaman agama di dunia.
Dalam diskusi, kajian lintas agama dapat membantu para peserta untuk memahami asal-usul dan tujuan keyakinan dan praktik keagamaan dari perspektif yang berbeda. Hal ini dapat membantu menghindari kesalahpahaman atau pemikiran stereotip yang dapat memicu ketegangan antar agama.
Selain itu, kajian lintas agama dapat membantu para peserta diskusi untuk menemukan kesamaan antar agama dan membangun dasar persamaan yang dapat digunakan sebagai titik awal kerja sama dan penghormatan. Ini dapat membantu mempromosikan perdamaian dan toleransi antar agama dalam masyarakat yang lebih luas.
Namun, penting juga untuk diingat bahwa kajian lintas agama hanya merupakan satu aspek dari diskusi antar agama yang efektif. Diskusi antar agama juga memerlukan penghormatan dan ketulusan dari para peserta, serta kemampuan untuk mendengarkan dan memahami pandangan orang lain dengan terbuka dan empati.
Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) yang sekaligus Pengurus Harian (PH) FKUB Drs. Ida Ketut Ananta MM yang akrab disapa Pak Anton, tampil sebagai Narasumber dalam kegiatan Kajian Lintas Agama (KLA), kajian ini salah satu program unggulan FKUB di era kepemimpinan Drs. H. Fachruddin Zuhri, M.Si, kali ini pemateri kajian dari agama Hindu. Sabtu 29 April 2023.
Kegiatan KLA secara khusus dikawal oleh Akademisi senior dari UHAMKA Jakarta, pakar perbandingan agama lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang juga Wakil Ketua I PH. FKUB. Tangsel, Dr. H. Syamsuddin Dasan MA.
Tampaknya materi kajian yang disajikan Pak Anton, cukup berat dan dalam, mendapatkan tanggapan dari para doktor yang pakar dibidangnya masing-masing antara lain Dr. H. Masruri Drs MM, Pdt. Dr. Thomas Kartomo M.Th, dan Dr. H. Edi Amin, M.Ag, M.Si.
Dari diskusi dalam kegiatan kajian tersebut terasa sekali bahwa, sejatinya jika masing-masing penganut agama yang berbeda tersebut sampai pada tahapan tertentu, dalam kajian Islam disebut TASAWUF, maka perbedaan itu relatif tidak ada, semua agama mengakui TUHAN itu ESA, tetapi proses dan cara ritual agamanya masing-masing, dalam proses menjumpai “bercumbu dengan kekasih sejatinya”, acap mengundang persepsi berbeda, yang adakalanya berpotensi mengundang kesalah pahaman, sebagai akibat kapasitas intelektualitas dan kapasitas spiritualitas “belum satu frekuensi”.
Kegiatan KLA dimaksudkan meminimalisir persepsi berjarak dan meng-eksflor persepsi yang sama, sebagai upaya menebalkan kesepahaman bahwa, karena perbedaan itulah kita menjadi rukun, ibarat karangan bunga, jika hanya satu warna pasti tak menarik.
Hadir dalam kegiatan tersebut, dari unsur ISLAM diluar PH. FKUB; ibu Zahro Ade (istri Lurah Pamulang Timur), Ely Mulyanih, Ely Wahyuni, Susan Rubi Yanti, dan Pak Eding Chaidir aktivis lingkungan Reny Jaya. Dari unsur KATOLIK; Ibu Ida R. Yuwono St. Barnabas, dan Ibu Conelia Roy St. Nikodumus. Dari unsur HINDU: I. Wayan Sudiastawa, I. Nyoman Rusta, Ketut Rutisna, dan I. Gede Raka Subawa.
Dari unsur BUDHA; Ibu Amoy, Ibu Mariana, Ibu Linda, Ibu Amuy, dan Ibu Lilien. Dari unsur KHONGHUCU; Bapak Candra Lithang Pondok Cabe, Luli Andriyani S.Pd Lithang Maruga, dan Lita Lithang Maruga.
Sementara dari unsur PH. FKUB hadir: Drs. H. Fachruddin Zuhri M.Si Ketua, Dr. H. Syamsuddin Dasan MA Wakil Ketua I, Ir. Andreas Darma Subhyakta Wakil Sekretaris, Pdt. Dr. Thomas Kartomo M. Th, Drs. Ida Ketut Ananta MM, Pandita Tjen Eddy Sastro, Heriyanto, Dr. H. Edi Amin, M.Ag. M.Si., Dr. H. Masruri Drs. MM., H. Haidir, dan Fery Firdinand Wattimena unsur Staf.
“Sejauh ini Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) Kota Tangerang Selatan masih dalam posisi aman 72,39 dari rentang nilai 0-100, ini memberikan sinyal kepada kita semua, bahwa kita sama sekali tak boleh lengah, dan harus terus aktif memantau situasi dan kondisi di lingkungan terdekat kita, agar kondusifitas kerukunan umat beragama terus terjaga dengan baik, terlebih kita sudah memasuki suasana tahun politik, saya mohon kita semua meningkatkan kehati-hatian dalam menanggapi berbagai informasi yang beredar di seputar kita, kita tak boleh terjebak dan terpancing pada situasi yang menguntungkan bagi pemerintah dan kita semua tak boleh terjebak dan terpancing pada situasi yang tak menguntungkan bagi pemerintah dan kita semua”.” Tutup Ketua FKUB Fachruddin Zuhri.
Baca berita dan informasi menarik lainnya dari teropongpost.id di Google News